Melumpuhkan Virus Dengue, Kemenkes RI Pilih Kota Kupang Jadi Pilot Project Implementasikan Bakteri Wolbachia

Perjanjian Kerjasama Implementasi Teknologi Wolbachia oleh Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementrian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu dan PJ Walikota Kupang Fahrensy P. Funay, yang disaksikan oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, PJ Gubernur NTT Ayodhia G.L. Kalake, dan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena, berlokasi di Kantor Kecamatan Oebobo Kota Kupang, Selasa 24/10/23 ( Foto : Marcho/Alreinamedia.com )

NTT – Kota Kupang menjadi daerah ke empat yang dipilih menjadi Pilot Project Mengimplementasikan Wolbachia setelah sebelumnya dilaksanakan di Kota Semarang, Kota Bontang dan Bali.

Lounching ini diselanggarakan dengan tujuan diperolehnya komitmen bersama antara Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Pengendalian Demam Berdarah (DBD) di Indonesia.

Implementasi ini dilaksanakan dengan cara melepas telur nyamuk yang sudah ada Bakteri Wolbachia.

Wolbachia sendiri merupakan inovasi yang dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk aedes aegypti penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD), sehingga virus dengue tidak akan menular ke dalam tubuh manusia.

Lounching implementasi Wolbachia ke empat ini dilaksanakan pada Selasa 24/10/23 berlokasi di Kantor Kecamatan Oebobo, Kota Kupang.

Acara tersebut dihadiri langsung Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena, PJ Gubernur NTT Ayodhia G.L. Kalake, PJ Walikota Kupang Fahrensy P. Funay.

Turut hadir juga Tim dari Universitas Gajah Mada, Pimpinan Perangkat Daerah Lingkup Pemerintah Provinsi NTT dan Pemerintah Kota Kupang, Pejabat Sipil, TNI, POLRI, serta Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda dan Tokoh Perempuan.

Kebutuhan per minggu dalam satu Kecamatan di Kota Kupang disediakan 700 Ribu Telur nyamuk yang sudah ada bakteri Wolbachia, dan untuk keseluruhannya di kota kupang setiap minggu dibutuhkan 2,6 Juta Telur, hal ini disampaikan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu dalam sambutannya.

Maxi mengatakan, “begitu telur diisi air oleh kader dan berkembang menjadi dewasa, saat nyamuk dewasanya keluar akan kawin dengan nyamuk lokal”.

“Nanti jika populasinya sudah 80 persen nyamuknya, maka akan diadakan survei untuk melihat tingkat keberhasilannya, artinya nyamuk yang sudah Wolbachia walaupun ada gigitan sudah tidak menular lagi “Tambah Maxi.

Baca Juga :  Gubernur VBL Lantik Fahrensy Funay Jadi Penjabat Walikota Kupang

Dasar pelaksanaanya sudah ada dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.1341 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pilot Project Penanggulangan Dengue melalui Wolbachia sebagai inovasi penanggulangan DBD.

Pemerintah Kota Kupang Melalui PJ. Walikota Kupang Fahrensy P. Funay menyampaikan ungkapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada kementerian Kesehatan RI yang berkenang menjadikan kota Kupang sebagai Pilot Project Implementasi Teknologi Wolbachia.

Pemerintah kota Kupang menyambut baik implementsi dan inovasi Wolbachia untuk mengatasi wabah demam berdarah yang masih menjadi masalah kesehatan serius masyarakat kota Kupang.

Fahrensy mengatakan, “Pada tahun 2023 ini jumlah kasus DBD di kota Kupang per bulan September ada di angka 187 kasus dengan 2 kematian, menurun jauh dari jumlah kasus tahun 2022 yang ada di angka 455 kasus”.

“Pemerintah kota kupang sudah berupaya melakukan langkah-langkah pencegahan DBD dan pemberantasan sarang nyamuk dengan metode 4M, ketersediaan fasilitas kesehatan untuk penangganan korban DBD saat ini di kota Kupang memliki 8 Rumah Sakit Tipe C, 3 Rumah Sakit Tipe D, dan 12 puskesmas, serta 40 puskesmas pembantu,” Jelas Fahrensy.

Penjabat Gubernur NTT Ayodhia G. L. Kalake dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Kementerian Kesehatan karena telah memilih Kota Kupang sebagai salah satu dari 5 (lima) kota Pilot Project Implementasi Wolbachia dan berharap NTT mendapat tempat istimewa di hati Bapak Menteri Kesehatan RI.

“Pemerintah dan Masyarakat Nusa Tenggara Timur mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Kesehatan khususnya kepada Bapak Menteri, karena telah memilih Kota Kupang sebagai salah satu dari 5 (lima) kota Pilot Project Implementasi Wolbachia dan semoga NTT memiliki tempat teristimewa di hati bapak Menteri,” ucap Pj Gubernur NTT.

Pada Kesempatan itu, Pj Gubernur NTT menjelaskan bahwa kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan masalah kesehatan yang serius di NTT. Semua Kabupaten/Kota di NTT masuk kategori endemik penyakit Dengue dengan hampir setiap tahun terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) serta peningkatan kasus dan kematian di beberapa daerah. Tahun 2022, ada kasus 3.376 kasus dengan 29 kasus kematian. Beberapa Kabupaten/Kota dengan kasus tertinggi yaitu Kabupaten Manggarai Barat, Sikka, Sumba Barat Daya, Kota Kupang dan Sumba Barat, sedangkan kasus kematian tersebar di 13 Kabupaten/Kota termasuk di Kota Kupang dengan 1 kasus kematian.

Baca Juga :  Ahli Waris Terima Santunan 42 Juta, BPJS Ketenagakerjaan Manggarai Barat Berikan Edukasi

“Pemerintah Provinsi NTT berharap dengan terpilihnya Kota Kupang dalam Implementasi Teknologi Wolbachia dapat meningkatkan pemahaman masyarakat NTT tentang teknologi ini. Selain itu, kami juga berharap agar nantinya implementasi teknologi Wolbachia ini dapat diperluas ke 21 Kabupaten lainnya di NTT sehingga dapat mengurangi kasus DBD di NTT secara signifikan,” Tambah Pj Gubernur NTT.

“Sebentar lagi, kita akan memasuki musim penghujan yang cenderung meningkatkan jumlah kasus DBD. Untuk itu saya menghimbau seluruh masyarakat NTT untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan dengan cara melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan langkah 4M (Menguras, Menutup, Mengubur dan Memantau) Plus gunakan obat nyamuk, kelambu dan tanam tanaman pengusir nyamuk serta segera ke fasilitas kesehatan jika ada gejala-gejala DBD,” Himbau Pj Gubernur NTT.

Dalam akhir sambutannya Pj Gubernur menekankan implementasi teknologi ini dapat berhasil mengurangi jumlah kasus DBD jika ada kerja kolaborasi dari pemangku kepentingan dan partisipasi aktif dari masyarakat demi mewujudkan NTT Maju dan Sejahtera melalui upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat

Adapun kegiatan launching ini diakhiri dengan Penandatanganan Kerja sama antara Kemenkes RI dan Pemerintah Kota Kupang, sekaligus penyerahan paket ember Wolbachia dari Menteri Kesehatan kepada kader dan masyarakat di Kecamatan Oebobo.

Marcho

ALREINAMEDIA TV