Capaian Yang Baik, Dana Kelola BPJS Ketenagakerjaan 12,5 Persen

Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang NTT, Christian Natanael Sianturi, Jumat 20/9/24, (Foto : Marcho/Alreinamedia.com)

Alreinamedia.com-NTT, , BPJS Ketenagakerjaan mencatat total dana kelolaan tumbuh sebesar Rp 767,23 triliun per Agustus 2024 atau 12,55%.

Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang NTT, Christian Natanael Sianturi, saat ditemui di ruang kerjanya pada Jumat 20/9/24, membenarkan hal tersebut dan menyampaikan bahwa pemberi kerja dan pelaku usaha sangat mempengaruhi terhadap peningkatan dana kelola BPJS Ketenagakerjaan ini.

Pertumbuhan dana kelola perusahaan ini tidak jauh dari patuhnya perusahaan dalam pembayaran iuran serta berkembangnya usaha sektor formal dan informal dalam membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat agar terlindungi jaminan sosial.

“saya berharap trend kenaikan dana pengelolaan ini terus meningkat dari tahun ke tahun, hal ini menggambarkan bahwa semakin banyak lapisan masyarakat terlindungi oleh jaminan sosial ketenagakerjaan, semakin baik juga taraf hidup masyarakat tanpa adanya ketakutan dalam risiko bekerja, karena BPJS Ketenagakerjaan menjamin hak akan perlindungan sosial mereka”. Tutup Chris.

Sementara itu, Deputi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan Oni Marbun mengatakan total dana kelolaan perusahaan hingga 31 Agustus 2024 mencapai Rp 767,23 triliun.

Baca Juga :  President Jokowi to Inspect Car Export in Subang Regency

“Nilai itu meningkat 12,55%, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 681,64 triliun,” ucapnya.

Oni merinci dari total data per Agustus 2024, dana kelolaan terbesar ada di program Jaminan Hari Tua (JHT) yang sebesar Rp 479,53 triliun atau tumbuh 9,41% secara Year on Year (YoY). Diikuti Jaminan Pensiun (JP) sebesar Rp 179,32 triliun atau tumbuh 20,94% YoY.

Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang NTT, Jumat 20/9/24 (Foto : Marcho/Alreinamedia.com)

Lebih lanjut, Oni menerangkan dana kelolaan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sebesar Rp 64,53 triliun atau tumbuh 13,09% YoY, kemudian Jaminan Kematian (JKM) sebesar Rp 16,8 triliun atau tumbuh 4,74% YoY, lalu Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) sebesar Rp 13,74 triliun atau 35,9%, serta BPJS sebesar Rp 13,31 triliun atau tumbuh 11,84% YoY.

Pada tahun ini, BPJS Ketenagakerjaan menargetkan hasil investasi sebesar Rp 55,28 triliun.

Baca Juga :  Sepanjang Tahun 2022, Konten Judi Online Terbanyak di Blokir Kominfo

Target tersebut naik 25,6%, jika dibandingkan target pada 2023 yang sebesar Rp 44,01 triliun.

Oni mengungkapkan terdapat beberapa aspek yang memengaruhi peningkatan dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan.

“Salah satunya, yaitu jumlah kepesertaan yang bertambah serta kesadaran para peserta dalam membayar iuran yang makin membaik. Ditambah dari tingkat pembayaran klaim juga tetap terjaga,” ujarnya.

Oni juga menerangkan hingga Agustus 2024, penempatan investasi terbesar masih ditempatkan di instrumen obligasi atau surat utang dengan porsi 74,48%.

“Diikuti deposito dengan porsi 11,74%, saham sebesar 8,37%, reksadana sebesar 5,07%, lalu properti dengan porsi 0,27%, serta penyertaan sebesar 0,07%,” kata Oni.

Keberhasilan BPJS Ketenagakerjaan dalam membukukan hasil investasi yang positif turut andil dalam penambahan jumlah dana kelolaan perusahaan.

Hasil investasi BPJS Ketenagakerjaan hingga Agustus 2024 mencapai Rp 34,27 triliun. Nilai itu mengalami peningkatan sebesar 7,13%, jika dibandingkan capaian per Agustus 2023 yang sebesar Rp 31,99 triliun. (Marcho)

Silakan baca konten menarik lainnya dari ALREINAMEDIA.com di Google News