Kepala BNPB Meminta Warga Minang Tidak Mudik Lebaran

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Doni Monardo

Alreinamedia.com, Padang – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Doni Monardo meminta warga Sumatera Barat agar tidak memaksakan diri untuk mudik ke kampung halaman pada Hari Raya Idul Fitri 2021.

Hal ini diungkapkan Doni dalam Bahasa Minang saat Rapat Koordinasi Penanganan COVID-19 bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Barat di Kota Painan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Kamis (15/4).

Manahan diri dulu untuk samantaro jan pulang kampuangJan lai ado acara pulang basamo. Jadi basaba wak dulu,” ujar Doni dalam keterangan yang diterima InfoPublik, Jumat (16/4/2021).

Adapun hal itu perlu dilakukan semata-mata untuk mencegah adanya ledakan angka penularan COVID-19 yang berpotensi terjadi dari adanya mobilitas penduduk pada libur hari raya nasional.

Menurut Doni, belajar dari pengalaman sebelumnya pada tahun lalu, kasus COVID-19 di Sumatera Barat mengalami kenaikan setelah adanya warga yang memaksakan diri untuk tetap pulang ke kampung halaman.

Hal itu kemudian juga memicu banyaknya dokter dan tenaga kesehatan yang gugur akibat terpapar COVID-19.

“Tahun lalu di Sumatera Barat sebelum lebaran, kasusnya relatif rendah sekali. Tetapi setelah lebaran kasusnya meningkat,” katanya.

“Akibatnya rumah sakit penuh, dokter yang merawat juga banyak yang wafat akhirnya menjadi kepanikan,” imbuhnya.

Oleh sebab itu, sebagai warga negara yang baik, Doni mengajak agar masyarakat Bumi Minangkabau yang ada di perantauan agar mampu menahan diri tidak mudik dan memberi contoh kepada yang lain agar ikut aturan pemerintah dalam rangka mengendalikan angka COVID-19 di Tanah Air. Menurut Doni, kuncinya adalah bersabar.

Baca Juga :  Hadiri HUT PPATK, Habibie Ingatkan Pentingnya Neraca Jam Kerja

“Kalau orang Minang sudah bersabar, nanti yang lain di perantauan pun akan bersabar. Jadi Sumatera Barat yang memiliki perantau termasuk paling banyak ini harus bisa mengajak saudara sebangsa se tanah air untuk menahan diri,” kata Doni.

Lebih lanjut, Doni juga mengungkapkan bahwa saat ini kasus aktif COVID-19 secara nasional sudah sangat baik, sementara kasus global menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengalami kenaikan hingga 9 persen dan angka kematian global naik 5 persen.

Berdasarkan data WHO, beberapa negara di dunia bahkan mengalami peningkatan kasus akhir-akhir ini, meskipun beberapa negara tersebut sudah melaksanakan program vaksinasi bagi masyarakatnya.

Menurut data Satgas Penanganan COVID-19 nasional, kasus COVID-19 di Indonesia mengalami penurunan sebesar 14,2 persen pada pekan ini dari pekan sebelumnya.

Kemudian untuk kasus kematian juga turun 17,6 persen, namun angka kesembuhan juga menurun 3,5 persen dibanding pekan sebelumnya.

“Kasus kita secara nasional sudah sangat baik sekarang. Sementara di negara lain mengalami peningkatan yang luar biasa. Angka kematiannya tinggi kasus aktif hariannya juga sangat tinggi sekali padahal banyak negara yang sudah vaksin,” ungkap Doni.

Berkaca dari hal itu, Doni kembali menegaskan bahwa vaksinasi bukan jaminan seseorang tidak terpapar COVID-19. Vaksin berhubungan dengan daya tahan dan kekebalan tubuh seseorang.

Baca Juga :  Kemenag, Upayakan Penambahan Kouta Haji Pada Tahun 2023

Sehingga dengan vaksinasi maka seseorang mampu lebih tahan terhadap COVID-19.

“Vaksin tidak menjadi jaminan bahwa kasus COVID-19 akan berkurang. Tapi vaksin bisa membantu membuat orang menjadi lebih tahan terhadap COVID-19,” jelas Doni.

Sebagai seorang penyintas, Doni juga menjelaskan bahwa sejauh ini COVID-19 masih menjadi ancaman bagi setiap orang. Apabila penanganannya terlambat, maka risiko terburuk adalah kematian.

“Kalau terlambat dirawat di rumah sakit maka risikonya adalah kematian,” kata Doni.

Doni menyatakan, sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo, pengendalian COVID-19 adalah dengan menjalankan ‘gas dan rem’. Hal itu harus dilakukan bersama-sama mengingat pandemi ini belum berakhir.

“Gas dan rem. Kita harus bisa kontrol. Kita harus bisa mengendalikan emosi. COVID-19 belum berakhir, masih ada. Tidak ada negara di dunia ini yang terbebas dari COVID-19,” tegas Doni.

Selain itu, sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo pada acara Rakornas Penanggulangan Bencana 2021, upaya selanjutnya adalah konsistensi untuk tetap patuh protokol kesehatan 3M, mengikuti program 3T dan mentaati program vaksinasi.

Adapun upaya tersebut harus bersama-sama dilakukan mulai dari pemerintah hingga masyarakatnya dibantu komponen yang lain sehingga penularan COVID-19 dapat dikendalikan dengan baik.

“Konsisten. Tidak bisa kita hanya disiplin satu hari dua hari. Satu jam kita lengah, kita lalai satu menit, kita pun bisa terpapar COVID-19,” tutup Doni.

(IP)