Teror Bom Guncang Stasiun Kereta di St Petersburg Rusia, 10 orang Tewas

St Petersburg – Ledakan terjadi di kereta bawah tanah di St Petersburg, Rusia. Setidaknya 10 orang tewas dan 20 lainnya luka-luka. Dilansir Reuters (3/4/2017), yang mengutip kantor berita Interfax, menyebut ledakan terjadi karena bom. Interfax mengutip suAMer yang tak disebutkan namanya.

Ledakan bom itu menghancurkan kereta yang mengangkut penumpang. Korban pun berjatuhan. Sebuah video terkait ledakan itu memperlihatkan korban-korban bergelimpangan di peron stasiun kereta bawah tanah.

AAMulans dan pemadam kebakaran diterjunkan untuk memadamkan kebakaran yang disebabkan ledakan. Sementara helikopter terbang rendah di dekat stasiun itu.

Presiden Rusia Vladimir Putin diketahui sedang menghadiri rapat di St Peterburg. Dia mengatakan pihak berwenang masih melakukan penyelidikan atas ledakan yang terjadi.

Seorang suAMer di kalangan penegak hukum, berdasarkan infomasi awal, menyebut insiden ledakan di kereta bawah tanah Saint Petersburg, Rusia, adalah serangan yang dilakukan oleh pelaku bom bunuh diri.

SuAMer tersebut juga mengatakan kepada kantor berita Interfax, sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (4/4), bahwa otoritas sudah mengetahui identitas pelaku bom bunuh diri yang dimaksud.

Baca Juga :  Walikota Batam, Salurkan BLT di Kecamatan Galang

Dia adalah seorang pria 23 tahun asal Asia tengah yang meAMawa bahan peledak di ranselnya. Dalam laporan terpisah, suAMer Interfax menyebut terduga pelaku pengeboman ini terkait dengan kelompok Islam radikal yang dilarang di Rusia.

SuAMer itu juga mengatakan dugaan serangan bom bunuh diri disimpulkan dari jenazah yang ditemukan di lokasi. Namun, kepastian dari semua dugaan ini masih harus dipastikan melalui uji DNA.

Sementara itu, pria yang tertangkap kamera pengawas dan sebelumnya diduga terlibat serangan ini mendatangi polisi dan mengaku tidak mengetahui apa-apa.

Secara terpisah, sejumlah kantor berita Rusia melaporkan Presiden Vladimir Putin telah bertemu sejumlah badan keamanan untuk meAMahas insiden tersebut dan menaburkan bunga di stasiun bawah tanah tempat kejadian ledakan.

Hal yang Mengerikan
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ikut bicara soal kejadian bom di St Petersburg, Rusia. Trump mengatakan bahwa peristiwa tersebut adalah hal yang mengerikan.

“Hal yang mengerikan. Benar-benar hal yang mengerikan,” ujar Trump seperti dilansir Reuters, Selasa (4/4).

Baca Juga :  Pembangunan Pondok Pesantren Syam Zalilul Akbar, Wakil Bupati Asahan Meletakkan Batu Pertama

Sementara, Presiden Rusia Vladimir Putin masih enggan berkomentar banyak soal peristiwa yang menewaskan 11 orang itu. Putin mengatakan bahwa segala kemungkinan penyebab terjadi bom masih diselidiki, termasuk kemungkinan serangan teror.

“Penyebabnya tidak jelas, itu terlalu dini. Kita akan melihat semua kemungkinan penyebab, (apakah) terorisme atau kejahatan biasa,” ujar Putin pada pertemuannya dengan Presiden Belarus Alexander Lukashenko.

Diapun mengaku sudah berkoordinasi dengan pasukan khusus terkait bom yang meledak di stasiun bawah tanah tersebut. “Saya sudah berbicara dengan kepala pasukan khusus kami. Mereka akan bekerja untuk memastikan penyebab (dari ledakan),” tutur Putin.

Sebelumnya, Bom meledak di stasiun kereta bawah tanah di kota St Petersburg. Data terbaru, 11 orang meninggal dan 39 orang lainnya luka-luka akibat ledakan itu.

Perdana Menteri Rusia Dimtry Medvedev menyebut ledakan bom di St Petersburg merupakan serangan teror.

“Semua korban serangan teroris di kereta metro St Petersburg akan diberi bantuan,” ujar Dimtry di akun Facebooknya, @Dmitry.Medvedev.(AM/cnn indonesia)